SAYAP-SAYAP PATAH
(naskah monolog)
EKA P KUSUMAH

Sebuah ruang tamu yang sederhana,….masuk seorang perempuan sambil menggerutu…

Hoh,… aktivitasku hari ini begitu melelahkan,……hanyut sudah tenagaku dibuatnya. Yang tersisa hanya kekeringan jiwa yang berkerak dalam tetes keringatku.

(sambil mengambil handuk kecil dan mengelap keringat yang mengucur di sekitar tagan dan mukanya).

Lagian mengapa juga tadi aku harus berlari mengejar bus kota itu!, padahal bisa saja aku santai menunggu bus yang lainnya lewat!, yah bagaimana lagi, itu adalah kenyataan yang aku buat sendiri

(sambil tertawa kecil menyesali kelakuannya)

Heem kayaknya terlalu berlebihan peristiwa di pemakaman sahabatku tadi, mengapa aku pura-pura tegar dihadapan ibunya Rene,.. bahkan aku mencoba untuk menenangkan tangisan histeris ibunya Rene ketika ia melihat kedatanganku. ”Sudahlah bu!”, ”Tabah ya bu!” ”Kita sama Bu! akupun sangat kehilangan Rene bu!”, ”jadi jangan terlalu ditangisi kepergiannya!, biarkan Rene tidur dengan tenang disisiNya!”. Begitulah aku memberikan nasehat kepada ibunya Rene.

(sambil duduk merenung) …

sekarang di ruang ini, ya.. di kursi ini si Rene selalu duduk, katanya ini adalah kursi kesenangannya kalau dia berkunjung kerumahku! ”Hai dara kalau bisa posisi kursi ini jangan dirubah ya!, ”Aku sangat suka dengan kursi ini!”. ”Walau tidak begitu empuk tapi kursi ini seperti ….ya seperti memiliki sesuatu yang dapat membuatku tenang… bener deh”!. Dapat kubayangkan raut wajahnya yang serius dan sedikit polos sambil menatapku penuh pengharapan!.dan kelakuannya itu selalu menjadi pertanda atas keinginannya agar aku penuhi, tentu sebagai sahabat dekatnya.

(sambil berjalan menghampiri kursi)

Di ruang ini kami berdua sering menghabiskan waktu berbagi cerita, bersenda gurau, ngerumpi membicarakan apa saja dari hal ringan, berat, sampai yang pribadi. Ini kami lakukan karena Rene sangat perhatian padaku. Ia sering menemaniku dirumah kalo aku butuhkan, karena kedua orang tuaku ditugaskan diluar daerah dan aku sangat kesepian, dan untungnya lagi ibunya rene mengijinkan bila rene menginap menemaniku setiap sabtu malam. Oh ,Ya…aku ingat sekali, kalau dia itu sangat suka sama cowok, terutama yang eksentrik!, dan dia sering meledek aku, ”wah…kamu payah Dara!… sampai usiamu lebih dari 17 tahun kau masih belum kenal dengan kemaskulinannya laki-laki, padahal kamu termasuk gadis yang tidak jelek-jelek banget”, iya sih,….tapi aku belum merasa perlu untuk kenal dengan laki-laki lebih dekat lagi!he..he.. dia tidak tahu sebenarnya aku sedang menaruh hati ku pada seorang cowok, dia adalah kaka kelas ku, Trio namanya!, sengaja aku menyimpan rahasia ini pada Rene, agar dia terkejut bila nanti aku sudah jadian dengannya!.Aku sudah tahu kalau Rene sudah berkencan dengan si Tomy anak basket yang pendiam, ketika kami kelas satu, namun tak lama setelah itu beberapa bulan berikutnya dia sudah berganti kencan dengan cowok lainnya, ”yaitu Bimo, dalam hal bercinta seperti ini aku dan dia berbeda, mungkin aku termasuk cewek yang tidak mudah jatuh cinta. Dari semenjak aku deklarasikan hubungan spesialku dengan Satrio pada si Rene dan saat itu dia bilang; ”gile..akhirnya kamu bisa takluk sama mahluk yang bernama co..wok!”, sampai sekarang aku masih tetap berjalan menjalin hubungan itu dengan Satrio, seperti tak tergantikan!

(tampak raut kesedihan mulai menjalar di wajahnya)

Kok baru sekarang sih!….. aku benar-benar kehilangan dia, sahabatku Rene!…, perasaan ku kini mulai sepi…., dan rasanya ada sesuatu yang kurang dan sedikit janggal kalau aku melihat kursi itu.

(diam memandang nanar kursi….)

(beranjak berdiri mengambil sebuah album lalu bergumam………)

Didalam album ini tersimpan kenangan abadi antara aku, Rene dan…

(tiba-tiba terdengar bunyi dering telepon, kemudian menghampiri dan mengangkatnya)

”Oh … Trio!, yah… hallo sayang!, dimana kamu? Tadi aku tungguin kamu di rumahnya Rene! Kemana sih kamu tega banget sih! Harusnya kamu datang ke acara pemakamannya, atau paling tidak telepon aku atau apalah kasih kabar tentang keberadaanmu, sebel…..pake acara dimatiin segala lagi hp-kamu, apa-apan sih??nyebelin tau!……. apa?…….oh ya?……kenapa gak bilang?… sekarang bagaimana?….ya udah,….heeh,….kasih kabar aku kalau sudah beres ya sayang!……ya!…..daah!….

(sambil menutup telepon, menggerutu) ,

”Ya itulah laki-laki gak bisa sedikit saja perasaannya dipakai, semuanya harus sistematislah!…jangan terlalu sentimentilah!,..pokoknya kadang sering sekali nyebelin apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini, bergaya seperti orang bijak

(menggerutu menirukan seseorang)

…”sudahlah dara, yang pergi biarlah pergi sesuai kodrat alam, tinggal kita yang hidup harus terus melanjutkan sisa hidup ini!”.. emang bener sih!, tapi gak harus begitu banget !! minta sechedule ulang ke ke dosen kek!, itukan hanya pengajuan proposal untuk skripsi!, masa moment seperti sekarang ini tidak bisa diutamakan!.

(Duduk Sambil Membuka Album, sedikit tersenyum) ….

”oh..Rene, aku sangat ingat sekali dengan foto ini, ya saat kita berpose bersama setelah kita bermain hujan-hujanan setelah pulang sekolah!

(berdiri sambil menari hujan-hujanan)

kita berdua bernyanyi sambil berlari kecil di bawah guyuran hujan, kita berdua menari seperti dua gadis yang genit, dengan pakaian sekolah kita yang kuyup dan menempel ketat pada tubuh kita! Ya,..kita terlihat seksi dengan lekuk tubuh kita yang nampak ketat oleh pakaian seragam kita melekat erat karena basah!. Kita berdua tahu, di halte bus depan sekolah kita nampak mata-mata nakal melotot menelanjagi tubuh kita!, tapi kita tak peduli dan seolah membiarkan mereka berpesta dengan tontonan yang membuat mereka terkesiap! Dan kau berbisik padaku, lihat dara! Mata mereka seperti mau loncat melihat betapa seksinya kita! He..heee, dan kita pun tertawa riang dan lepas menjemput guyuran hujan yang turun menyirami jiwa kami yang bebas merdeka!

(berjalan menuju kursi, kemudian duduk)

Dan aku juga ingat moment yang indah saat kita berdua membolos sekolah dan pergi ke danau, disana kita berdua menguji nyali dengan berenang tanpa busana sehelaipun, kemudian kita nyebur bersama dibawah terik matahari seperti anak gembala kecil yang tanpa beban dan polos! Saat itu aku merasa seperti terlahir kembali, dan hal itu selalu menjadi moment terpenting dalam perjalanan persahabatanku dengan mu Rene!,ya,..

(sambil menagis)

, tapi kini …… moment-moment indah itu, menjadi terpatri dalam keabadian sisa-sisa waktuku yang menunggu datangnya kepastian perjalanan melintasi batas antara kehidupan fana dan keabadian nyata, seperti yang telah kau jalani. Rene bisakah kau bisikan padaku bagaimana situasi dan prosesnya di alam sana? Biar aku juga dapat mempersiapkan segalanya!ketika keabadian itu menjemputku!,

(memeluk kursi sambil merintih)

…rene disini aku membayangkan, sketsa waktu yang telah kita lalui bersama! Kita berdua merenda kebersamaan dengan keluh-kesah dan geliat emosi dalam jiwa kita yang merdeka, lepas, seperti angin yang berkehendak kemanapun akan berhembus…, kita berdua berbagi cerita fabel yang bertualang didunia antah-berantah dalam pencarian cinta yang hakiki, dalam kasih nyata yang tak terperih,….. Rene biarlah air mata ini berlinang mengaliri sungai dalam surgaNya! Agar para malaikat tahu betapa indahnya persahabatan yang telah kita rajut dalam kefanaan!………

(sesaat hening……….kemudian phone sel berbunyi..berulang,…. berdering lagi yang keduakalinya barulah diangkat.)

..ya hallo,…(”hallo Dara,..maaf mengganggu,..”.) oh,..ada apa Bu?..(”kamu seperti sedang sakit Dara?”)..oh enggak Bu, aku baik-baik saja kok!, ada apa Bu? (”enggak Ibu Cuma mau kasih tahu kamu, tadi ibu diam-diam memasukan surat ke dalam tas kamu, ini ibu lakukan karena permintaan dari Rene, supaya surat wasiatnya itu dibaca oleh kamu Dara setelah satu minggu Rene pergi..”.)…hallo,….hallo!!…hallo ibu!…

(sambungan telepon terputus).

Aneh apa maksud ibunya Rene?….

(sambil bergegas mengambil tas)

…mana yah surat yang di maksud ibunya rene itu?….

(sibuk mencari surat didalam tas)

…..oh.ini rupanya…

(dengan muka penuh pertanyaan sambil membuka surat dan kemudian membacanya, dengan suara berat!)

”….dara, sebelumnya…aku minta maaf atas segala dosa dan salah ku dalam setiap peristiwa yang telah ku lalui sepanjang perjalanan hidupku!. Ini tidak terlepas dari betapa rapuhnya aku sebagai manusia!. Terkadang aku ingin mengungkapkan semua apa yang telah aku lakukan, tapi aku tak sanggup!…sungguh,..dara aku ibarat daun kering kerontang yang sudah tidak memiliki kebanggaan lagi akan hidup!.
(oh…tidak rene,…kamu selalu menjadi teman dalan hati dan pikiranku, sahabat sejati sanubariku, dan saudara dalam kehidupan fana! Mengapa kamu berpikiran seperti itu?)
Dara,….aku telah sesak oleh perasaan palsu dalam setiap detak nadi yang berdenyut didalam ruang bathinku!, seakan terjal,..menggunung,…berkelok-kelok ,…walau akhirnya berujung dimuara penyesalan yang teramat dalam…,tapi ini terjadi karena dangkalnya aku memandang cakrawala keinginan,
(sunguh rene, kamulah yang selalu menggugah pikiranku dengan celoteh bijakmu yang kamu adopsi dari;socrates, aristoteles, descrates, shakesphere,….kamu yang selalu mengajari aku dengan beragam pemikiran bijak! .)
Dara tidaklah adil jika aku memendam apa yang selama ini menjadi hasrat terpendam dalam sisi gelap keangkuhanku akan dirimu yang begitu setia menemani setiap jengkal perjalanan yang telah terajut, …dan sungguh naif jika apa yang telah kulakukan diperbatasan kesadaran antara kejujuran dan kemunafikan,…..ijinkan aku untuk mencurahkan segala penyesalan dalam gurat-gurat tulisan ini yang kuyup oleh linangan air mata penyesalan yang abadi,…..bukanlah hendak aku mentelorir apa yang telah aku perbuat atas kesetiaan dirimu!, bukan …sungguh bukan itu maksudku Dara!..
(apa maksudmu rene??aku menjadi tambah tidak mengerti akan jalan pikiranmu!! Beri aku penjelasan untuk mengerti apa yang sebenarnya terjadi!!)
Mungkin ini diluar kehendakmu!, dan akupun tak ingin berkehendak atas apa yang telah aku lakukan!!,…..dari mana aku harus memulai cerita nyata dalam perjalanan hidupku? Sepertinya semua kata dan kalimat tak sanggup aku rangkaikan lagi!…semuanya membiru,…kelam dan getir!!….seolah tertimbun oleh dosa yang menggunung!! Dan aku selalu bertanya apakah pengakuan yang akan aku ungkapkan ini akan diterima oleh sahabatku yang terbaik selama hidupku??,…dan apakah aku akan sanggup menghadapi kenyataan pahit yang akan aku terima dari sahabat terbaiku??,..sungguh aku mencoba mengambil keputusan untuk melakukan ini!, agar segala penyesalan dan dosa ku takan terbawa hingga ke batas kehidupan nyata yang membentang yaitu kematian!!!
(dengan muka yang berkerut penuh tanda tanya dara menangis gundah…)
Dara sahabat ku! Aku sudah siap atas hukuman yang akan kau jatuhkan padaku apapun itu!! Sungguh dara! Hukumlah aku agar aku tenang menjalani proses kematian dengan tenang dan lega atas hukuman yang akan kau jatuhkan padaku!…….. ”Sebenarnya aku telah melakukan perselingkuhan dengan kekasihmu!! Tapi…..Dalam hal ini bukan dia yang bersalah! … semuanya berawal dari diriku yang hina dan penuh dengan gejolak nafsu atas lelaki, termasuk kekasihmu Satrio. Sebelumnya maafkan dia karena dia sudah terjebak oleh nafsu dan keinginan atas kemauanku!…yah..sungguh dara semuanya berawal dari diri ku!! Dan ketika aku tulis surat ini terasa olehku bahwa apa yang telah aku lakukan adalah penghianatan atas sucinya persahabatan kita!!! Aku sudah tak sangup lagi menanggung beban penderitaan bathin yang berkecamuk didalam kalbuku! Semuanya menjadi berat kala aku melangkah untuk sekedar berucap maaf padamu Dara!, selagi aku masih hidup!. Dan aku merasa penyakit didalam tubuhku merupakan salah satu hukuman buat ragaku yang telah menjadi objek penderita dari jiwaku yang liar dan keji atas segala keinginan yang bermuara dari pikiran kotorku atas lelaki!!!.

(sambil meremas penuh kekesalan pada kertas surat yang sedang dibaca!!, kemudian bangkit berdiri) .

”Sudah!”…..”cukup…cukup!!!” ”gila…” ”semuanya telah gila!!”…kini aku harus bagaimana??? ……tega sekali kamu Rene!….., tak habis pikir aku !….mengapa kamu tega!!,.. kamu anggap apa aku selama ini?… tidakah kamu lihat? Begitu banyak kejadian indah yang telah kita lewati bersama??, suka dan duka kehidupan walaupun sebagian telah kita raup didunia ini!! Oh…………..dimana rasa yang tulus itu kini berada??? Jawab Rene!!…jawab!!!! haruskah kamu sembunyi di alam lain ketika aku butuh jawaban atas apa yang telah kamu perbuat pada diriku?… haruskah aku lalui perbatasan antara hidup dan kematian agar aku dapat bertemu dengan kamu?? Lalu ….apakah kamu siap secara langsung berhadapan dengan aku untuk meluruskan permasalahan ini???….gila…semuanya sudah gila!!!!

(menangis sambil merobek surat,kemudian …dengan lirih berucap)

…..baiklah,..baiklah mungkin semua ini salahku!..terlalu percaya,..terlalu berlebihan,…dan sangat naif, mungkin!!. Segalanya menjadi percuma untuk disesali!, percuma untuk di tangisi!……, tapi aku ini manusia biasa yang menangis bila sakit dan sedih terlampau dalam! Aku pun dapat tersenyum bila mendapat senang seperti waktu yang telah aku lalui selama ini. Kini …semuanya tinggal puing-puing asa yang masih tersisa, ….biarlah perjalanan yang tinggal sepenggal ini aku sisakan untuk kenangan manis sedikit pahit, aku tenggelam dalam keterasingan cinta yang melilit dalam jiwa terdalam

(berdiri , agak terhuyung,…..lalu berucap…)

………,Rene………….Rene,……………..Rene……….tunggu aku!!!!!!

Lampu fade out…….., closing.

……………..end………………….